Berbicara mengenai pendidikan memang tidak akan ada habisnya. Persoalan dari pendidikan selalu menarik untuk dapat dibicarakan. Maklum, di dalam pendidikan merupakan hal yang cukup penting bagi dalam sebuah negara. Kemajuan di dalam sebuah negara akan bergantung dari adanya tingkat pendidikan dalam masyarakatnya. Semakin tinggi dalam tingkat pendidikan, semakin juga akan maju dalam perkambangan suatu negara.
Di dalam era modern seperti ini, referensi dengan seputar pendidikan juga akan mudah di dapat. Pada saat ini kalian dapat mencari tahu dengan bagaimana perkembangan di dalam pendidikan di luar negeri. Harapannya referensi tersebut akan dapat membantu kalian untuk mengikuti adanya memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
dalam era modern ini pun kita akan menjadi sangat mudah untuk mencari hiburan dengan bermain game Mesin Slot Online Gacor, untuk dapat menemani disaat kegiatan belajar ataupun kerja yang lelah.
Di luar negeri, banyak sekali adanya fakta – fakta menarik serta unik dalam mengenai sistem pendidikan. Semuanya dapat menjadi inspirasi dalam cara melaksanakan adanya sebuah proses pendidikan di Indonesia.
Fakta – Fakta Menarik Sistem Pendidikan
Korea Selatan
Kalian yang senang menonton drama Korea dengan adanya latar cerita dalam kehidupan sekolah? Nyatanya, kehidupan sekolah di negara Korea tidak seindah dengan adanya di drama. Di Korea Selatan, siswa yang berada di dalam jenjang SD dan juga SMP, dalam waktu belajar yang dimulai pada pukul 7 pagi dengan hingga 4.30 sore. Sedangkan dalam jenjang SMA, memulai pada saat waktu pukul 8 pagi dan juga hingga 10 malam. Hal ini pun telah dilakukan agar para siswanya dapat belajar dengan ekstra keras untuk dapat lolos ke dalam perguruan tinggi. Persaingannya yang sangat cukup ketat, dapat membuat banyak sekali dari calon mahasiswa di Korea Selatan yang telah mengalami adanya stres dan juga bunuh diri.
Korea memiliki adanya lima mata pelajaran utama, yakni Matematika, Sains, bahasa Korea, Studi Sosial, dan juga bahasa Inggris. Posisi guru di Korea Selatan pun sangat dihormati. Bahkan, sudah termasuk ke dalam hal yang normal jika pada saat guru melakukan adanya kekerasan fisik guna untuk dapat mendisiplinkan siswanya.
Jerman
Bagi Sebagian besar orang Jerman, sekolah tidak hanya dapat berhubungan dengan dalam akademis, tetapi juga dengan bagaimana cara bersosialisasi. Karena itulah Jerman telah melarang homeschooling serta mewajibkan semua anak yang berusia 6 hingga sampai 15 tahun untuk dapat masuk sekolah. Pemerintah Jerman pun telah menggratiskan biaya pendidikan, yakni mulai dari SD hingga dalam perguruan tinggi.
Anak – anak di Jerman hanya dapat masuk sekolah yakni hingga sampai sebelum lunch. Ada beberapa yang bersekolah hingga pada sampai sore, tetapi kelas sore hanya lebih diperuntukkan bagi pelajaran non kognitif yakni misalnya seperti olahraga ataupun juga pendidikan seni. Jam sekolah di Jerman pun kemudian memang lebih singkat, karena Jerman lebih sangat mementingkan adanya cara belajar yang sangat efisien.
Jepang
Orang Jepang telah terkenal di dunia dengan akan adanya kecerdasan, kesopanan, serta juga etos kerjanya yang baik. Keunggulan tersebut pun akan dapat tercipta tidak ada lainnya karena sistem Pendidikan di Jepang yang telah dinilai dengan sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Di Jepang para siswa pun tidak akan memperoleh adanya ujian apapun sehingga mereka dapat mencapai kelas 4 (berusia 10 tahun). Mereka pun meyakini bahwa adanya tujuan tiga tahun pertama pada saat sekolah bukanlah untuk dapat menghakimi adanya pengetahuan ataupun belajar anak, melainkan mereka berfokus kepada pembelajaran sopan santun serta karakter diri.
Di akhir SMA, para siswa Jepang harus dapat mengambil ujian yang cukup sangat penting di dalam menentukan pada masa depan mereka. Siswa dapat memiliki adanya salah satu perguruan tinggi yang cukup mereka inginkan, tentunya dengan adanya persyaratan skor tertentu. Jika siswa tidak akan mencapai skor tersebut mungkin mereka pun tidak akan masuk ke dalam perguruan tinggi. Persaingan untuk dapat masuk universitas di Jepang sangat tinggi serta hanya 76% yang dapat melanjutkan pendidikan setelah SMA.